Thursday, February 28, 2013

Top 10 Penjualan Game Jepang 18 Februari - 24 Februari 2013

Write by Andy Chan  - VGI 
Bagaimana penjualan game pada tanggal 18 Februari - 24 Februari 2013 di Jepang? Ternyata Metal Gear Rising: Revengeance berhasil memotong-motong kompetitornya, termasuk Animal Crossing: New Leaf yang kini jatuh ke posisi ketiga. Pada posisi kedua adalah game RPG dari Square Enix, Dragon Quest VII: Fighters of Eden.

Dari segi hardware, 3DS masih tetap tidak tertandingi dengan total penjualan sebanyak 74.729 unit, sementara penjualan PS Vita kini meningkat ke peringkat ketiga dari posisi kelima minggu kemarin.

dollykidz.com,metal gear rising
Raiden berhasil memotong seluruh kompetitornya.

Berikut adalah top ten laporan penjualan game di Jepang dari Media Create dari tanggal 18 Februari - 24 Februari 2013 :
 Judul GamePlatformTotal Penjualan
01.Metal Gear Rising: RevengeancePS3308.681
02.Dragon Quest VII: Fighters of Eden3DS75.426
03.Animal Crossing: New Leaf3DS74.438
04.Magi: The Labyrinth of Beginning3DS29.402
05.Toaru Majutsu no Kagaku no EnsemblePSP13.894
06.Taiko no Tatsujin Wii: Super Deluxe EditionWii9.825
07.New Super Mario Bros. 23DS9.664
08.Monster Hunter 3 Ultimate3DS8.230
09.Fantasy Life3DS5.870
10.Taiko no Tatsujin: Chibi Dragon to Fushigi na Orb3DS5.799

Dan berikut adalah laporan penjualan hardware di Jepang:
 HardwareTotal Penjualan
01.3DS74.729
02.PS318.529
03.PS Vita11.456
04.Wii U9.633
05.PSP8.981
06.Wii1.317
07.360473

Kunjungi www.DollyKidz.com untuk koleksi Game terbaru.


'Grafis Crysis 3 Jauh Lebih Keren dari Game PS4 Manapun'

Write by Yudhianto - detikinet 


dollykidz,crysis 3,ps3 game
Crysis 3 (Ist.)
Jakarta - Sejumlah game yang telah didemokan oleh masing-masing developernya pada event PlayStation Meeting 2013 memang sukses membuat kagum undangan yang hadir melalui kualitas grafis yang ditawarkan.

Meski begitu, pernyataan sinis justru dilontarkan oleh Bos Crytek Cevat Yerli yang mengatakan bahwa kualitas grafis game garapan terbarunya, Crysis 3, jauh lebih baik dari game PlayStation 4 apapun.

"Tidak mungkin konsol game dengan harga kemungkinan sekitar USD 500 mampu mengalahkan apa yang mampu dihasilkan sebuah PC dengan harga di atas USD 800 yang ditenagai oleh hardware mumpuni," ucap Yerli.

"Bagaimanapun juga sebuah konsol game tidak akan pernah mampu menandingi sebuah komputer dengan spesifikasi mumpuni, yang dapat dengan mudah menjalankan game dengan kualitas grafis yang tak akan dapat diimbangi oleh konsol game apapun," tambahnya, seperti dikutip detikINET dari Megagames, Jumat (22/2/2013).

Crysis 3 memang tidak seperti Crysis 2, yang juga hadir untuk PlayStation 3 dan XBox 360. Jadi apakah ini berarti Crytek tidak sudi meluncurkan Crysis 3 untuk PlayStation 4 maupun XBox 720 karena dianggap tidak memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan agar optimal menjalankannya? 

Sayangnya belum ada konfirmasi lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Bagi Anda yang belum memainkan Crysis 3 ini, maka segera miliki dan rasakan serunya bermain game ini.
Game ini juga tersedia di www.DollyKidz.com

Tuesday, February 26, 2013

Review PlayStation All-Stars Battle Royale

Review PlayStation All-Stars Battle Royale
Write by Reggie - VGI

Dengan cukup banyaknya franchise yang dimiliki oleh Sony dan melihat suksesnya Super Smash Bros. milik Nintendo, Sony memutuskan untuk menyaingi game fighting yang mencampurkan semua karakter tersebut dengan PlayStation All-Stars Battle Royale. Tidak hanya didukung dengan karakter first-party, banyak karakter game third-party yang hadir dalam game ini karena third-party adalah bagian penting dari Sony.
PlayStation All-Stars Battle Royale memiliki tiga macam mode permainan yaitu Solo Play, Tournament, dan Versus Match. Solo Play menawarkan story mode, latihan, dan juga challenge dimana kamu bisa menyelesaikan tantangan-tantangan yang diberikan. Dari sisi single playerPlayStation All-Stars Battle Royale bisa dibilang cukup membosankan karena permainan yang terlalu repetitif dan juga story mode yang tidak menarik. Cerita hanya disampaikan dalam bentuk gambar saja dan cutscene hanya ada satu untuk setiap karakter. Ceritanya sendiri tidak terlalu menarik karena kesannya tiap karakter hanya numpang lewat saja ke dalam game tersebut dan lalu kembali ke game mereka sendiri.
Dalam mode Tournament, kamu bisa bermain online dan menghadapi pemain dari seluruh dunia. Kamu bisa bermain dalam ranked match atau unranked match. Sedangkan dalam mode Versus Match kamu bisa bermain bersama temanmu atau AI melalui WiFi atau Ad-hoc. Tentunya game ini lebih menyenangkan dimainkan bersama orang lain karena lebih menyenangkan dan lebih menantang.
Gameplay dari PlayStation All-Stars Battle Royale cukup sederhana, sama seperti Super Smash Bros. Kamu bisa mengeluarkan jurus hanya dengan menyerang sambil menekan tombol arah. Ada tiga macam serangan yang bisa dilakukan. Tiap karakter memiliki gaya bertarung yang sangat berbeda. Contohnya Kratos bisa melakukancombo dengan enak, sedangkan Big Daddy gerakannya lambat dan tidak ada serangan combo.

Review PlayStation All-Stars Battle Royale
Game ini memang cukup menyenangkan, tetapi rasanya cukup dangkal. Untuk mengalahkan musuh, kamu hanya perlu memukul terus untuk mengumpulkan power yang nantinya bisa digunakan untuk mengeluarkan Super. Musuh sendiri hanya bisa dikalahkan hanya dengan Super. Yang sangat disayangkan adalah tidak ada konsekuensinya apabila kamu kena pukul terus. Kamu akan aman-aman saja selama tidak terkena serangan Super. Sama seperti Super Smash Bros., kadang-kadang akan ada item muncul dari berbagai seri yang bisa digunakan untuk menyerang atau membantu. Sayangnya item-item yang ditawarkan terasa biasa aja. Terutama tidak ada item yang game-changing, dimana akan sangat berguna apabila kamu dalam kondisi terdesak.
Untuk grafiknya tidak terlalu mengecewakan. Tetapi sayangnya ada beberapa model karakter yang kadang jadi terlihat sedikit aneh. Contohnya adalah Nathan Drake yang tidak terlihat seperti orang Amerika. Berbeda denganSuper Smash Bros., Sony memutuskan untuk menggabungkan stage-stage dari berbagai franchise. Contohnya adalah stage Loco Roco yang digabungkan dengan stage Metal Gear Rising: Revengeance. Konsepnya memang bagus, tetapi ketika digabungkan kesannya malah membuat aneh.
Review PlayStation All-Stars Battle Royale
Musik dalam game ini tentunya membawakan musik dari masing-masing franchise. Bagi penggemar musik dari masing-masing franchise tentunya ini akan menyenangnkan. Sayangnya musik orisinilnya, contohnya musik di main menu, tidak terlalu menawan. Seharusnya dengan menggabungkan semua karakter dari berbagai franchise, seharusnya game ini bisa memiliki musik yang epik.
Dengan karakter yang cukup banyak dan masing-masing karakter memiliki cerita, game ini seharusnya cukup menyenangkan untuk dimainkan berulang-ulang. Sayangnya hal itu tidak terjadi. Mode single player yang terlalu membosankan malah membuat nilai minus game ini. Multiplayer walaupun menyenangkan untuk dimainkan, sayangnya tidak berhasil menawarkan gameplay yang benar-benar menawan.
VGI Final Verdict
Review PlayStation All-Stars Battle Royale
Usaha Sony untuk menyaingi Nintendo tidak terlalu berhasil. Gameplay di PlayStation All-Stars Battle Royalememang sederhana, tetapi sayangnya tidak menawarkan gameplay yang dalam. Untuk mengalahkan musuh pun tidak perlu usaha yang yang susah payah. Hal ini makin terasa apabila kamu pernah memainkan seri Super Smash Bros. (RG)

VGI Ratings for PlayStation All-Stars Battle Royale

7.0GameplayPermainan yang sederhana dan menyenangkan.
7.5GraphicKhas tiap karakter masih tetapi terjaga.
7.0SoundMusik dari tiap franchise memanjakan telinga anda.
6.5LongevitySingle player yang cukup membosankan dan kurang banyaknya konten.
7.0Good
OVERALL

Demikian review yang diperoleh dari VGI. Silakan kunjungi DollyKidz.com untuk membeli Game ini dengan harga spesial.

Review Aliens: Colonial Marines


Review Aliens: Colonial Marines

Write by Andy Chan - VGI

Siapa tidak kenal dengan film James Cameron yang berjudul Aliens? Film tersebut mengisahkan Ellen Ripley (Sigourney Weaver) yang harus berusaha survive dari serangan Xenomorph. Kini Gearbox dan SEGA telah mengeluarkan sebuah sekuel resmi dari film Aliens (film kedua) dalam bentuk game berjudul Aliens: Colonial Marines. Game ini adalah penghubung antara film Aliens dan Alien 3.

Facehuggers love you!
Aliens: Colonial Marines merupakan bagian dari franchise Aliens yang mengisahkan Corporal Christopher Winter, seorang Colonial Marines yang ditugaskan dalam misi penyelamatan untuk memeriksa U.S.S. Sulaco, dimana mereka harus menemukan para marine yang hilang tanpa penjelasan. Kita juga akan bisa bertemu dengan wajah yang tidak asing lagi bagi penggemar Aliens, yaitu Bishop sang android.

Ada Power Loader juga
Sebagai game first-person shooter dengan tema Aliens, tentu kita akan bisa menemukan senjata-senjata ikonik dari film Aliens seperti Pulse Rifle, Shotgun, Flamethrower, bahkan kita akan bisa mengendalikan Power Loaderserta menggunakan radar dengan bunyi khas seperti di filmnya.

Ditemani oleh AI
Kita tidak sendirian menjelajahi lokasi-lokasi ikonik Aliens seperti U.S.S. Sulaco. Kita akan ditemani oleh tim yang dikendalikan oleh AI. Sayangnya, AI pada Aliens: Colonial Marines cukup lemah, sering anggota tim kita terkadang diam saja di hadapan musuh, mengeker namun tidak menembak, dan sesekali mereka justru tersangkut di satu tempat sampai mereka nantinya mendadak teleport ke samping kita.

Nuansa dalam game Aliens: Colonial Marines
Nuansa dari Aliens memang ada, tapi feel survival horror seperti di film Aliens tidak terasa sama sekali. Game ini bisa diselesaikan dengan cara diam di pojokan dan menembaki para xenomorph yang datang berbaris ke arah kita karena para AI para aliens tidak menganggap anggota tim kita di depan adalah ancaman.
Para xenomorph memang cukup brutal menyerang kita, terkadang bisa membuat kita langsung mati karenainterface yang diberikan tidak intuitif. Untuk melakukan struggling kita harus melakukan button mashing, sementara tombol struggle tersebut kebetulan adalah tombol reload. Yang terjadi bisa-bisa setelah lepas darixenomorph, kita malah melakukan reload senjata.
Lucunya, kita tidak selalu berperang melawan aliens, karena ada bagian cukup panjang dimana kita justru berperang melawan mercenary sewaan Weyland Yutani. Sebuah section yang terkesan dibuat supaya ada musuh yang bisa menembaki kita.
Berbeda dengan game first-person shooter lainnya, Aliens: Colonial Marines mengijinkan kita untuk membawa semua senjata yang kita temui, termasuk smartgunpulse rifle, dua macam shotgungranathandgun dan sebagainya. Game ini juga menggunakan sistem yang cukup klasik, HP + ArmorArmor tidak akan regenerate, sementara HP terbagi menjadi tiga bar dimana HP tersebut hanya akan regenerate sampai ke batas bar-nya saja. Ini berarti kita harus melihat-lihat lokasi sambil mencari armor dan health pack untuk bisa melanjutkan perang jika sudah sekarat.

Upgrade senjata
Seiring dengan progress permainan, kita akan mendapatkan experience point sewaktu membunuh musuh dan menyelesaikan objektif. Points ini digunakan untuk melakukan upgrade dan kustomisasi senjata. Ini adalah sistem yang cukup menarik bagi penggemar kustomisasi. Sebagai contoh, kita bisa memasang shotgun di bagian bawah pulse rifle untuk mengatasi musuh yang terlalu dekat.


Gambar versi konsolnya tidak sebagus screenshot ini
Secara grafis, Aliens: Colonial Marines tampil bagaikan game tujuh tahun yang lalu. Tekstur yang ditampilkan benar-benar beresolusi rendah, terlihat ada screen tearing, ditambah dengan animasi para xenomorph yang menggelikan. Belum lagi masalah dengan karakter yang kita kendalikan, sama sekali tidak terlihat hidup. Sedih rasanya melihat para AI bisa melakukan slidingblindfire dan aksi-aksi lain sementara karakter kita kaku bagaikan FPS tahun 90'an.
Meskipun dari segi sound effect, kita akan langsung mengenali "ping" ikonik Aliens dan suara senjata yang cukup baik, namun voice acting terasa bagaikan sang aktor hanya meneleponkan suaranya saja. Apalagi di bagian awalcutscene game, terlihat dan terdengar jelas bahwa meskipun karakter di layar tampak sedang berbicara, namun suaranya terdengar seperti keluar dari radio. Tidak ada rasa immersive sama sekali.

Multiplayer
Aliens: Colonial Marines juga memiliki mode multiplayer. Selain mode co-op dalam campaign, ada berbagai mode yang bisa dimainkan, di antaranya adalah Team Deathmatch, Extermination, Escape dan Survival.

Para xenomorph dimainkan secara third-person view
Tersedia juga character customization untuk mode multiplayer, termasuk di antaranya adalah Marine wanita serta mengkustomisasi para xenomorph dengan parts dan warna yang unik. Yang agak berbeda di sini, jika kita mengendalikan para xenomorph, maka kita akan disuguhkan tampilan secara third person.
Secara keseluruhan, Aliens: Colonial Marines memang bisa membawa kita ke dunia Aliens, namun dunianya benar-benar membosankan dan tidak layak dikunjungi. Hadirnya Bishop dan Hicks dalam game ini tidak bisa menyelamatkan kualitas yang buruk dan predikat "just another shooter" pada Aliens: Colonial Marines.
Apakah kalian termasuk fans Aliens yang benar-benar ingin game bagus? Sebaiknya lewatkan Aliens: Colonial Marines. Game ini tidak jauh berbeda dengan game first-person shooter satu lagi dari Gearbox, yaitu Duke Nukem Forever. Dengan menggunakan nama besar Aliens, game ini mencoba menjadi film dan menjadi game, dan gagal dua-duanya.

Keberadaan bintang terkenal macam Lance Henriksen tidak bisa menyelamatkan game ini.
Rasanya lebih asik memainkan game Aliens: Infestation di Nintendo DS, lebih terasa survival dan seru daripada memainkan game yang justru merupakan sekuel resmi Aliens ini. (ZBT)

VGI Ratings for Aliens: Colonial Marines

6.0Gameplay"Just another shooter" yang dikemas dalam bungkusan franchise Aliens.
4.0GraphicBagaikan game beberapa tahun silam yang dipaksakan hadir di konsol saat ini.
4.0SoundMeskipun sound effect cukup baik, namun voice acting teras kurang kualitasnya.
2.0LongevityBukan game yang fun untuk dimainkan berulang-ulang.
4.0Poor
OVERALL

Demikian review yang diperoleh dari VGI. Silakan kunjungi DollyKidz.com untuk membeli Game ini dengan harga spesial.

Review Dynasty Warriors 7: Empires

Review Dynasty Warriors 7: Empires
Write by Andy Chan - VGI

Setelah mengeluarkan Dynasty Warriors 7 berikut ekspansinya Dynasty Warriors 7: Xtreme Legends, kini Tecmo Koei kembali mengeluarkan sebuah spinoff dari seri ketujuh tersebut, yaitu Dynasty Warriors 7: Empires. Inilahgame Empires pertama yang eksklusif untuk PlayStation 3.
dynasty warriors,dw7,dynasty warriors empires

Musou Attack oleh karakter buatan sendiri.
Empires merupakan sebuah game hybrid antara game strategi Romance of the Three Kingdoms dan gameaction Dynasty Warriors, dimana game tersebut tidak memberikan sebuah cerita yang pasti, melainkan hanya memberikan skenario saja untuk kita selesaikan.
Sejak diperkenalkannya seri Empires di Dynasty Warriors 4, seri ini selalu berubah-ubah dan pada Dynasty Warriors 7: Empires, Tecmo Koei telah memberikan apa yang boleh disebut sebagai evolusi yang paling mendekati game strategi Romance of the Three Kingdoms.

Inilah the next emperor of China
Tersedia enam skenario untuk dimainkan, yaitu Yellow Turban Rebellion, The Alliance Against Dong Zhuo, Battle of Guandu, Battle of Chibi, Coup d'etat dan A Gathering of Heroes. Kelima skenario pertama adalah skenario yang diambil dari kisah Romance of the Three Kingdoms, sementara A Gathering of Heroes adalah kisah yang benar-benar original dimana kerajaan yang ada sudah dirandomisasi dan bisa kita kustomisasi sesuka hati.
Pada masing-masing skenario kecuali A Gathering of Heroes, kita akan bisa berperang dalam Event Battleseperti Yellow Turban Rebellion di skenario Yelow Turban, Battle of Hu Lao Gate di The Alliance Against Dong Zhuo dan seterusnya.

Karakter baru khusus untuk Dynasty Warriors 7: Empires, Xu Shu.
Di awal permainan, kita harus memilih karakter utama yang akan kita kendalikan. Pilihan karakter yang tersedia selain 66 karakter unik termasuk di antaranya adalah karakter baru khusus Empires, Xu Shu, tersedia juga ratusan karakter lain yang generik seperti Xiahou Mao, Liao Hua, Lu Su bahkan Wen Yang. Selain itu kita juga bisa menciptakan sendiri karakter untuk kita mainkan di game ini.

Strategi phase, mirip dengan game Romance of the Three Kingdoms.
Ada tiga macam peran yang bisa kita lakukan dalam game ini, yang pertama adalah sebagai vagabond atau free officer dimana kita bisa mengumpulkan teman dan mencoba untuk mendirikan sendiri kerajaan. Yang kedua, kita juga bisa ikut dengan kerajaan yang sudah ada, misalnya jika ingin mendukung Wu untuk menguasai China, tinggal minta ikut dan menjadi anak buah Sun Jian.

Cutscene ketika seorang karakter diangkat menjadi strategist (contoh di sini adalah Zhou Yu).
Yang terakhir adalah berperan sebagai seorang ruler dimana kita memiliki sendiri sebuah kerajaan dan mencoba untuk menguasai China. Ketiga mode itu berkesinabungan, karena kita bisa mulai sebagai free officer, ikut Cao Cao, memberontak dan mendirikan kerajaan sendiri sampai akhirnya menjadi Emperor dan menguasai China.
Tidak seperti Dynasty Warriors dimana kita hanya perlu berperang saja, pada seri Empires kita harus memikirkan juga kondisi kerajaan. KIta harus mengatur sumber daya yang kita miliki, merekrut karakter, melakukan diplomasi, menentukan mau menyerang daerah mana dan bertahan dari serangan lawan. Ada juga berbagai random events dimana kita harus mengambil keputusan.


Mengunjungi kota untuk membeli senjata, hewan, item, kustomisasi, dan sebagainya.
Gameplay ketika bertarung di medan perang tetap menggunakan engine Dynasty Warriors 7, dimana para karakter bisa menyerang, melakukan charge attack serta mengeluarkan jurus maut "Musou" pada ribuan musuh yang menyerbu kita. Jika kita adalah ruler atau marshall, maka kita akan bisa memberikan perintah kepada anak buah kita di medan perang, seperti menyuruh mereka menjaga base atau menyerang lawan. Sayang AI teman diEmpires terbaru ini masih sama dengan Empires sebelumnya, cenderung kalah apabila tidak kita bantu.

Tetap menggunakan engine Dynasty Warriors 7
Baru untuk Dynasty Warriors 7: Empires adalah fitur Fame dan Stratagem. Setiap karakter kini memiliki enam buah Fame stats yaitu Brave, Wise, Kind, Orderly, Affluent dan Evil. Semakin tinggi level Fame kita, maka kita akan bisa menggunakan Stratagem yang disediakan di stratagem-tree pada Fame tersebut.

Zhuge Liang menggunakan stratagem.
Ada banyak macam Stratagem yang bisa kita gunakan tergantung dari level Fame yang dimiliki oleh karakter tersebut. Pada Fame Brave, kita akan bisa menggunakan stratagem yang meningkatkan status serangan karakter kita, sementara pada Fame Wise, kita akan bisa menggunakan taktik untuk menghancurkan lawan seperti menggunakan Flood Attack, Pitfall, Inferno dan sebagainya.

Stratagem Wise biasanya diiringi dengan cutscene.
Fame Kind berguna untuk melakukan healingFame Orderly berguna untuk menggunakan taktik pasukan, sementara Fame Affluent memiliki berbagai stratagem untuk membangun, seperti membangun catapult base, membangun defense turret dan berbagai bangungan berguna lainnya. Terakhir, dengan Fame Evil, kita bisa menggunakan stratagem yang menghancurkan diri sendiri, lawan dan teman sekaligus.
Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Dynasty Warriors (kecuali Dynasty Warriors Online), jika karakter kita sampai kalah ketika bertarung karena HP-nya habis, maka kita akan respawn di markas.
Dynasty Warriors 7: Empires kembali membawa fitur eksekusi yang sempat hilang di Dynasty Warriors 6: Empires.Ketika kita berhasil menangkap karakter lawan, maka kita bisa merekrut mereka, melepaskan mereka atau memenggal kepala mereka.
Selain mati dipenggal, karakter dalam game ini juga bisa mati apabila mereka terus-terusan kita bawa perang padahal status mereka "Injured". Injured terjadi apabila mereka kalah perang, dan mereka harus istirahat beberapa waktu sebelum bisa dibawa perang lagi tanpa resiko mati.

Zhu Rong kembali mendapatkan senjata bumerang dari Dynasty Warriors 5
Empires juga kembali merubah senjata yang dibawa oleh beberapa karakter sehingga membuat mereka lebih unik lagi. Huang Gai kini membawa Arm Blade (semacam perahu), Cao Ren kini membawa kembali Spiked Shield dari Dynasty Warriors 5, Da Qiao kini membawa senjata Pugil Stick (Magical Girl Wand), Sima Shi kini membawa Lightning Sword, Ding Feng membawa Circle Blade, Zhurong kembali mendapatkan bumerang dariDynasty Warriors 5, dan Xiahou Ba kini membawa Siege Spear.



Siege Spear, alias Gunlance atau mungkin lebih tepat disebut Rocket Lance.
Dynasty Warriors 7: Empires tetap menggunakan grafis yang sama dengan Dynasty Warriors 7. Terkadang terjadiframerate drop, musuh yang popout dan tentu saja, karakter yang suka menghilang di tengah kerumunan pasukan. Tidak ada improvement dibandingkan dengan Dynasty Warriors 7 dan Xtreme Legends.
Tapi Dynasty Warriors 7: Empires memiliki soundtrack cukup lengkap dari game-game sebelumnya (Dynasty Warriors 2 sampai dengan Dynasty Warriors 6) berikut dengan soundtrack Dynasty Warriors 7. Sayang yang disediakan kali ini hanya battle soundtrack saja, tidak selengkap lagu pada Dynasty Warriors 6: Empires.
Voice acting pada game ini menggunakan voice berbahasa Jepang, dan kedengaran lebih native daripada suara kaku berbahasa Inggris. Untuk Dynasty Warriors 7: Empires, sama seperti Warriors Orochi 3, tidak disediakanvoice track berbahasa Inggris.
Dynasty Warriors 7: Empires juga bisa dimainkan secara co-op, baik online maupun offline split-screen. Selain bermain co-op, kita juga bisa berbagi karakter buatan kita dengan orang lain secara online, sehingga ketika kita bermain Empires, akan ada banyak karakter buatan orang yang menjadi populasi di game yang sedang kita mainkan.

Character creation yang cukup mendetail.
Dynasty Warriors 7: Empires juga memiliki Edit Mode yang cukup baik, dimana kita bisa mengkustomisasi hampir seluruh bagian dari karakter kita, mulai dari wajah, badan, sampai ke kostum dan moveset karakter. Kita bisa memilih moveset, EX move, dan dua buah Musou.
Yang paling unik, ada fitur untuk menggantikan karakter in-game dengan karakter buatan kita, jadi jika ingin menciptakan Lu Su sesuai bayangan kita, Lu Bu dirubah menjadi perempuan, atau bahkan mengganti Zhuge Liang dengan karakter lucu seperti di bawah ini, tidak akan ada yang melarang.

Ya, inilah design "Zhuge Liang" yang baru.
Dengan adanya skenario yang random dan fully customizable bernama "A Gathering of Heroes", maka sama seperti game strategi Romance of the Three Kingdoms, setiap kita memainkan ulang Dynasty Warriors 7: Empires, kita akan menemukan sebuah game yang selalu berbeda dengan game yang kita mainkan sebelumnya.
Tecmo Koei telah berhasil merubah Dynasty Warriors seri Empires dari sebuah game yang 'mirip' game strategiRomance of the Three Kingdoms menjadi benar-benar mendekati seri strategical simulation Romance of the Three Kingdoms.

Dengan character creation yang mendetail, kita bisa secara kreatif merubah sejarah China.
Tentu saja, tidak semua orang suka dengan spinoff seperti ini, karena game ini boleh dibilang cukup kompleks dan tidak cocok bagi mereka yang hanya ingin membantai ribuan musuh tanpa perlu berpikir. Namun bagi penggemar Romance of the Three Kingdoms, terutama Romance of the Three Kingdoms VIII dan X dan ingin game bertipe seperti itu dengan action ala Dynasty Warriors, inilah game yang tepat untuk kalian. (ZBT)

VGI Ratings for Dynasty Warriors 7: Empires

9.0GameplayStrategi ala Romance of the Three Kingdoms dengan perang ala Dynasty Warriors.
7.5GraphicMasih tetap menggunakan grafik seperti pada Dynasty Warriors 7, lengkap dengan berbagai graphical glitch yang sama.
9.0SoundVoice acting berbahasa Jepang dengan lagu-lagu yang cukup lengkap dari game-game sebelumnya.
10LongevityDengan adanya skenario random dan character creation menjadikan game ini setiap dimainkan ulang selalu berbeda dari apa yang sudah kita mainkan sebelumnya..
8.9Awesome
OVERALL

Demikian review yang diperoleh dari VGI. Rating 8.9 dari 10 ini menununjukkan game ini layak dimainkan oleh para Gamers. Silakan kunjungi DollyKidz.com untuk membeli Game ini dengan harga spesial.

Preview - God of War: Ascension Single-Player


Preview - God of War: Ascension Single-Player

Write by Remy Fabian - VGI

Menjelang rilisnya God of War: Ascension, SCE akan merilis demo single-player bertajuk Prison of the Damnedpada 28 Februari. Sebelum dirilis kepada umum, kami telah mendapatkan akses awal untuk memberikan gambaran kepada para pembaca mengenai petualangan awal Kratos sebelum dirinya pergi menghadapi Ares yang dikisahkan pada game pertama franchise ini. Ya, bagi yang tidak mengetahuinya, game ini merupakan prekuel yang membawa kita kembali sebagai the Ghost of Sparta dalam petualangannya menghadapi The Furies, tiga mahluk wanita kakak beradik yang hidup untuk memburu dan menjatuhkan hukuman kepada siapa saja yang melanggar sumpah.
Demo berdurasi 30 menit ini akan membawa Kratos melalui tiga bagian - prisonsewer, dan guardhouse - yang diawali pada saat Kratos dalam keadaan terikat oleh rantai. Adegan pembukan menandakan kembalinya pengambilan gambar dengan pandangan orang pertama, seperti yang sebelumnya diperkenalkan pada God of War III, serta cinematic gameplay yang dilengkapi oleh QTE. Setelah konfrontasi singkat dengan salah satu anggota the Furies, Kratos pun berhasil lepas dan siap untuk dikendalikan secara penuh.
god of war,ascension,ps3 game,dollykidz

Dari segi kendali dan pemetaan tombol, Ascension tidak menawarkan banyak perubahan. Kratos masih bisa meyerang dengan light dan heavy attack, kemudian block dan dodge untuk bertahan, serta melakukan beberapa aksi lainnya, seperti jumpgrapple, dan berinteraksi dengan beberapa objek sekitar. Namun, Santa Monica telah menambahkan satu fitur baru: physical attack.
Diperagakan dengan menekan tombol lingkaran, physical attack memunculkan beberapa kemungkinan baru. Pertama adalah variasi kombo, dimana kali ini kamu dapat mengkombinasikan tiga jenis serangan yang berbeda. Kedua, kamu dapat disarm lawan yang menggunakan senjata. Setelah senjata itu terjatuh, kamu dapat menggunakannya untuk menyerang dan melakukan special discard. Perlu diingat juga bahwa jenis senjata yang digunakan menentukan jenis serangan yang dilakukan.

Berbicara mengenai serangan, demo ini memperlihatkan beberapa musuh yang masih lekat dengan dunia God of War. Kamu akan mengadapi lawan seperti kerumunan serangga, mahluk gabungan antara serangga dan manusia, Cyclops, serta boss battle yang berukuran besar. Seperti biasa, mengalahkan beberapa mahluk tidak hanya bisa dilakukan dengan sekedar melakukan button mashing saja, tetapi juga diperlukan pemikiran secara taktis dan strategis.
Ciri khas orb berwarna hijau, merah, dan emas juga kembali. Para penggemar pasti sudah mengetahui fungsi masing-masing. Hijau untuk menambah health, merah untuk melakukan upgrade peralatan, dan emas untuk mengisi rage meter. Untuk warna merah dan hijau, keduanya dapat diperoleh dari dalam crate atau dengan mengalahkan lawan.
god of war,ascension,ps3 game,dollykidz
Mengendalikan Kratos tidak melulu mengenai menghabisi lawan. Sama seperti judul-judul sebelumnya, entri kali ini juga dilengkapi oleh platforming dan QTE. Namun, sayangnya demo ini tidak dilengkapi oleh bagian puzzleyang biasanya memberikan variasi gameplay yang cukup menarik.
Dari segi visual Ascension tampil sedikit lebih halus dibandingkan God of War III. Dunia pada game ini tampil indah dan memukau. Saya pribadi menyukai ciri khas pengambilan gambar dari kejauhan untuk memperlihatkannya. Selain itu, seperti biasa, kesadisan dan kebrutalan tergambarkan dengan begitu nyata, bahkan kini kamu bisa melihat organ keluar ketika Kratos memotong bagian perut.
Demo single-player ini secara keseluruhan memberikan kesan yang cukup memuaskan. Ya, memang Santa Monica tidak memberikan terlalu banyak fitur baru, tetapi mengendalikan Kratos dan membunuh lawannya dengan brutal akan selalu menjadi hal yang menyenangkan. Jangan lupakan juga keseruan dalam menghadapi boss yang berukuran beberapa kali lipat dibandingkan sang jagoan. Semoga saja pengalaman ini hanya sedikit dari apa yang dapat kita rasakan ketika God of War: Ascension rilis pada 12 Maret mendatang.

Demikian preview yang diperoleh dari VGI. Nantikan game keren ini hanya di DollyKidz.com.

Metal Gear Rising: Revengeance Review

Metal Gear Rising: Revengeance Review
Write by LeeYunRain - VGI

Berangkat dari E3 2009 dimana Hideo Kojima mengejutkan publik dengan membuat kemunculan di sesi panggung Microsoft, judul ini secara ofisial diperkenalkan ke hadapan publik sebagai Metal Gear Solid: Rising, sebuah proyek yang dimaksudkannya untuk dipegang oleh talenta muda Kojima Productions sementara ia berfokus pada proyek pribadinya, Metal Gear Solid: Peace Walker. Dengan menampilkan Raiden sebagai tokoh utamanya, Rising mulanya ditujukan menjadi penjembatan yang menceritakan bagaimana transformasi sang tokoh hingga menjadi sosok seperti yang dapat dilihat pada Metal Gear Solid 4: Guns of the Patriots. Namun, ide tersebut nyatanya kandas di tengah jalan bersama dengan konsep awal Zandatsu (cut & take) yang dirasa terlalu kompleks untuk direalisasikan.
metal gear solid,metal gear rising,revengeance,game ps3,ps3,konami

Tanpa banyak diketahui, Rising bahkan sempat mengalami pembatalan secara diam-diam pada tahun 2010, sebelum akhirnya Kojima sendiri yang menawarkan pemindahtanganan proyeknya pada Atsushi Inaba dan tim Platinum Games. Dengan tawaran yang kemudian diterima Platinum, sejumlah perubahan pun mereka lakukan demi menjadikannya lebih sesuai. Di antaranya dengan mengganti setting, memangkas elemen stealth, dan menyandangkan judul baru. Lewat Spike VGA 2011, proyek ini resmi diperkenalkan ulang sebagai Metal Gear Rising: Revengeance, sebuah aksi “revenge”/”vengeance” dari Kojima Productions dan Platinum Games atas kegagalan yang dialami Metal Gear Solid: Rising.
Guna memberikan kebebasan lebih pada Platinum dalam berkreasi, pengembangan setting yang mula-mula ditempatkan sebelum MGS4 pun dibuat menjadi empat tahun sesudahnya. Raiden kini tergabung dalam sebuah Private Military Company (PMC) yang disebut Maverick Security Consulting. Terlepas dari buruknya pandangan publik atas PMC terkait konflik yang terjadi di MGS4, Maverick merupakan sebuah PMC yang bertujuan menjaga perdamaian dimana Raiden sendiri hanya sebatas melatih para prajurit dan melakukan pengawalan berdasar permintaan, tanpa terlibat langsung di lapangan.
Namun, situasi yang damai nyatanya tidaklah membuat senang semua pihak. Pada suatu ketika, PMC oposisi yang disebut Desperado Enforcement muncul dan melakukan penyergapan terhadap konvoi pengawalan seorang Perdana Menteri. Seorang elit Desperado bernama Sundowner berhasil membawa lari sang menteri, sementara seorang lainnya yang dijuluki Jetstream Sam telah mengalahkan Raiden dalam sebuah pertarungan. Kegagalan misi dan ancaman baru tersebut pun mengharuskan sang cyborg ninja kembali dan menuntut balas. Dibuat lebih simpel secara inti dibanding Metal Gear biasanya, cerita Rising memang sengaja dirancang Kojima Productions untuk dapat menarik serta kalangan di luar fans biasanya. Namun, dengan tetap memasukkan unsur konflik dan kemanusiaan yang menjadi ciri dari karya Hideo Kojima selama ini.
game keren,game bagus,review,dollykidz,console
Sebelum ada lebih banyak orang yang menyesalkan perubahan aspek gameplay yang dialaminya, rasanya perlu ditekankan lagi bahwa Rising memang menawarkan konsep jauh berbeda dibanding instalmen yang sudah lebih dulu ada selama ini. Tidak seperti kemunculan perdananya di MGS2 yang menempatkannya tetap pada esensi khas Metal Gear, Raiden disini benar-benar tampil beda layaknya berada di sebuah game lain. Kesampingkanlah elemen stealth, aksi tembak-menembak, dan CQC yang menjadi spesialisasi Snake, karena Raiden tidak lagi seorang pemula yang mencoba untuk mengikuti jejak sang legenda. Boleh dikatakan, kini ia punya cara sendiri dalam menjalankan misinya.

game keren,game bagus,review,dollykidz,console
Transformasi Raiden oleh Platinum alhasil menjadikan pengembangan ini sebuah game yang seolah paduan antara gameplay Ninja Gaiden dan dunia Metal Gear. Orientasi terarah pada gameplay hack & slash bertempo cepat adalah identitas baru yang disandang Raiden dalam Rising. Lebih dari itu, game ini menawarkan keleluasaan memotong bermacam-macam obyek yang ada di environment dan ‘seni’ yang disebut Zandatsu sebagai salah satu fitur kunci. Gameplay tak lagi hanya sekedar memotong dengan button-mashing seperti di kebanyakan hack & slash. Memperkenalkan Blade Mode dan Zandatsu, Rising membuat gameplay-nya sesuatu yang sedikit lebih dalam untuk dikuasai. Combo yang akrobatik memang membuat aksi Raiden tampak memukau dan mekanisme parrying untuk melengkapinya, namun improvisasi berupa Blade Mode dan Zandatsu-lah yang semakin membuat aksi di dalamnya patut menerima apresiasi lebih. Secara teknis, Blade Mode memungkinkan gamers mengiris bagian spesifik suatu obyek atau lawan dengan cukup akurat (baik horizontal, vertikal, maupun diagonal) bak samurai, yang lebih spesifiknya dapat dilanjutkan oleh Zandatsu, dimana Raiden dapat mengambil bagian tertentu untuk memulihkan health, energi (Fuel Cell), atau memperoleh item. Meski kontrol boleh dibilang sudah tepat diimplementasikan, ada kalanya Blade Mode mengalami masalah yang kerap diakibatkan teknis kamera dan kontrol analog. Kamera tersebut juga tidak selalu mampu mengikuti gerakan Raiden, yang biasanya makin menjadi masalah pada sudut-sudut tertentu.
Sistem yang adapun memang mengedepankan Zandatsu tanpa membuat Raiden terasa terlalu superior. Masuk ke dalam Blade Mode dan sekali menyabetkan HF Blade pada lawan tidak akan langsung memungkinkan gamers dapat menghabisinya dengan Zandatsu. Di samping gamers yang perlu menghajar lawan hingga titik tertentu, Blade Mode tidak dapat dilakukan secara cuma-cuma sehubungan dengan konsumsi energi yang dibutuhkannya. Ditambah lagi, melakukan Zandatsu dengan gaya bermain yang tepat juga berperan penting untuk memberi reward berupa poin (BP) yang dapat dipergunakan membeli sejumlah upgrade, mulai dari persenjataan,armor, hingga skills. Seperti beberapa game hack & slash sejenis, Raiden kemudiannya juga akan dilengkapi dengan kemampuan invincible selama sementara yang disebut Ripper Mode. Pada Ripper Mode, kemampuan Zandatsu akan dimudahkan untuk dilakukan. Lalu sebagai mekanisme pelengkap yang tidak ketinggalan lainnya,Rising memungkinkan Raiden dapat melakukan ninja run yang membuatnya secara otomatis melewati rintangan, melompati tembok, atau menangkis peluru.
game keren,game bagus,review,dollykidz,console
Tidak hanya dimodali HF Blade sebagai senjata utama, Raiden masih memiliki beberapa sub-weapon/item yang memberikan variasi seperti halnya fitur Metal Gear umumnya. Sementara beberapa sub-weapon dirasa hanya diperlukan pada beberapa situasi tertentu (misal, launcher untuk melumpuhkan lawan di udara atau chaff grenade untuk membuat stun lawan), sub-item yang khas seperti cardboard boxdrum can, dan 3D photo frame(dengan kegunaan layaknya magazine) masihlah didapati sebagai bagian humor dan guna memberikan sedikit manfaat dalam bentuk stealth, yang cukup membantu Raiden untuk melakukan stealth kill walau pertarungan langsung memang cenderung lebih sering tidak terelakkan. Di samping dengan memanfaatkan hal-hal tersebut, metode stealth juga mendapat sedikit bantuan dari AR Mode yang memungkinkan Raiden dapat melihat dengan jelas posisi dan situasi yang dihadapinya. Satu fitur yang cukup mengingatkan gamers akan tampilan Detective Mode pada Batman: Arkham.
Tempo gameplay yang cepat tentu memang jadi apa yang cukup diekspektasikan dari game action yang menampilkan seorang cyborg ninja sebagai jagoannya. Dan kecepatan nyatanya pun tidak jarang dituntut oleh aspek gameplay-nya. Di antaranya tidak lepas dari saat melakukan Zandatsu, segmen QTE, dan tiap boss battle. Sebagai tambahan, unique weapons merupakan salah satu fitur yang semakin membuat Rising lebih mirip dengan game-game action setipe dimana para anggota Winds of Destruction akan meninggalkan senjata berkarakteristik tertentu pada akhir pertarungannya. Dan yang selalu penting diperhatikan, frame rate kembali menjadi salah satu keunggulan pada Metal Gear satu ini. VGI mainkan pada PS3, sedikit celah dari segi frame rate memang ada kalanya dialami pada saat layar bertaburan efek.  Namun, masihlah berada pada taraf yang dapat ditoleransi.
metal gear solid,metal gear rising,revengeance,game ps3,ps3,konami
Grafis disini menjadi salah satu aspek dengan tipikal Metal Gear yang tetap dapat dirasakan. Nuansa dunia dari belahan yang berbeda, memberikan variasi terhadap setting selama ini sekaligus visual yang masih menyerupai pengembangan sebelumnya, dengan memberikan tambahan meriahnya efek dan darah yang berlebihan terkesan tidak segan dilakukan. Ekspektasikan pula cutscene untuk kembali mengambil bagian di dalam Rising, dengan penekanan yang tidak sebesar MGS4, namun tetap menyisipkan sejumlah adegan dan koreo yang mengesankan sebagaimana harusnya. Selain itu, engine kali inipun tampak teruji oleh konsep potong-memotong segala obyek yang cukup dipresentasikan dengan baik secara teknisnya.


Adapun salah satu aspek yang dijagokan dalam Rising rupanya tidak pelak dari kualitas musik yang dihadirkannya. Sementara pembawaan voice over masih dilakukan menurut standar kualitas franchise itu sendiri, musik beraliran rock/metal yang dimasukkan dalam sejumlah segmen gameplay adalah kekuatan yang mutlak dimilikinya. Terdapat musik vokal yang beragam untuk mengiringi tiap sesi boss battle dalam game ini. Komposisi yang pas dan turut berperan dalam menyemangati jalannya pertarungan.
metal gear solid,metal gear rising,revengeance,game ps3,ps3,konami
Meski tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk diselesaikan dalam sekali playthrough dengan durasi sekitar 8-9 jam, Rising pun menawarkan sesuatu yang tidak banyak berbeda dari game-game sejenis. Sistem rank yang diterapkan akan menantang gamers untuk memainkannya lebih dari sekedar menyelesaikan cerita. Menguasai gaya bermain yang dapat menghasilkan rank setinggi mungkin demi memberikan reward BP sebanyak-banyaknya untuk melakukan upgrade akan menjadi hal berikutnya yang patut dicoba, terlebih lagi dengan difficultyyang lebih tinggi dari sebelumnya. Selain itu, di sepanjang game inipun terdapat di antaranya sejumlahunlockables tambahan yang cukup menarik dilakukan, mulai dari data storage dan left arm yang dapat dikumpulkan, hostage yang dapat diselamatkan, hingga NPC di balik cardboard yang dapat ditemukan. Ditambah lagi, sejumlah VR Mission juga dapat dibuka dengan mengumpulkannya tersebar di berbagai lokasi tertentu.
Platinum Games selaku developer yang diserahkan kepercayaan pun tidak tanggung-tanggung dalam menggarap Rising. Gamers boleh saja menyebut game ini cukup lebay secara aksi. Bayangkan seorang Raiden sekarang bisa dengan gampangnya menghadapi sebuah Metal Gear, berlarian di atas sebuah bangunan yang roboh, dan melakukan berbagai ‘kegilaan’ over the top di luar logika lainnya. Namun, perlu diakui bahwa hal itulah salah satu yang membuat Rising tetap menarik sebagaimana kebanyakan game keluaran Platinum.
metal gear solid,metal gear rising,revengeance,game ps3,ps3,konami
Perubahan genre yang dialami dan menjadikannya berbeda dari nama Metal Gear semestinya mungkin memang bukan sesuatu yang sepenuhnya dapat diterima bulat-bulat oleh setiap gamers atau mereka yang menyebut diri fans. Akan tetapi, hal tersebut tidaklah mengartikan Rising sesuatu yang buruk. Walau boleh dibilang memang tidak memiliki bobot seberat pengembangan utama yang melibatkan Snake di dalamnya, Metal Gear Rising: Revengeance masihlah mampu menawarkan suatu kesenangan yang berbeda dengan caranya sendiri. Sebuah kelanjutan pun rasanya akan kembali menarik ditunggu. “I think it’s time for Jack, to LET ‘ER RIP!!” (LYR)

VGI Ratings for Metal Gear Rising: Revengeance

8.5GameplayBukan yang terbaik dari Platinum, namun sudah cukup mempresentasikan hack & slash menurut Metal Gear. Aksi potong-memotong memuaskan, meski aspek gameplay secara keseluruhan memang masih dirasakan butuh polesan.
8.7GraphicTampil tidak buruk dalam merepresentasikan Metal Gear, meski terkesan mengalami pengorbanan demi menghasilkan frame rate yang diinginkan. Meriah secara efek dan darah, teknis pun cukup mendukung konsep potong-memotong obyek.
9.0SoundMusik rock/metal dengan vokal yang mengiringi tiap boss battle terdengar pas dan meningkatkan mood. Kualitas voice acting yang sebatas standar, tanpa meninggalkan kesan mendalam seperti judul biasanya.
8.5LongevityLebih dari sekali playthrough, terdapat cukup banyak collectibles untuk dikumpulkan dan upgrade untuk dilakukan. Sistem rank pun membuatnya menantang dimainkan dalam difficulty berbeda. Tidak ketinggalan, kembalinya VR Mission untuk diselesaikan.
8.8Great
OVERALL

Demikian review yang diperoleh dari VGI. Mantap bukan? Bagi anda yang ingin segera memainkannya, dapat mengunjungi DollyKidz.com untuk membeli Game ini dengan harga spesial.